Rabu, 02 Desember 2015

“Aku Inginkan itu…”

Maaf, aku seperti ini lagi.
Tak pernah dia terlewat dalam ingatanku. Apa aku berlebihan ? Terserah! Sungguh terserah mau bagaimana pun tanggapan kalian terhadapku, terserah! Aku hanya rindu dia, dia saja! Kalian juga pernah merindukan seseorang kan ? Tahu rasanya ketika kerinduan itu tak kunjung terobati? Sungguh ini kerinduan yang teramat mendalam, sudah puluhan bulan, sudah ratusan hari, hampir bertahun. Ya, selama itulah aku merindukannya. Sudah banyak aku menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Aku bodoh, ya aku bodoh! Panggil saja aku bodoh atau bahkan gila sekalian!
Kenapa selalu dia yang kurindu? Aku memang tak tahu pasti. Tapi aku selalu punya keyakinan bahwa akan ada satu, ya SATU saja seseorang yang memang benar-benar akan selalu kita ingat, yang akan selalu ada dalam hati, sekalipun tak pernah bersatu atau bahkan tak pernah ada hubungan sama sekali. Seperti itulah yang aku rasakan.  Aku tak tahu kenapa bisa seperti ini.  

Ada satu kata mutiara yang selalu aku ingat,
 “CINTA ITU RUANG…..SAYANG ITU MASALAH WAKTU”

Ya, aku setuju itu. Aku memang sudah memberinya ruang dalam hati ini, aku tempatkan dia pada suatu ruang yang dinamai “Cinta” . Dan aku inginkan waktu itu, ya Tuhan, aku sangat menginginkannya, aku ingin memiliki waktu untuk bersama-sama dengannya, biarkan aku menyayanginya.
Kepada siapa pun itu, tolong jangan salahkan aku, jangan salahkan aku yang terlalu mencintai dan merindukannya. Dan untukmu, jika memang kamu mengetahuinya, tolong jangan salahkan aku yang memang benar-benar merindukanmu saat ini. Kamulah yang lebih dulu hadir dan menyapaku. Atau….apakah kamu hanya sekedar main-main dengan sapaan itu? Dan apakah kamu hanya sekedar coba-coba dengan kehadiranmu itu? Tapi kenyataannya, aku terlalu serius menanggapi sapaan dan kehadiranmu itu.
Ya Tuhan, aku memang tak begitu mengerti dengan diri ini, hanya Engkau sajalah yang mengetahuinya, dan tentang perasaan ini, aku yakin Engkau jauh lebih mengetahuinya, aku hanya ingin mengungkapkan bahwa saat ini perasaan dan pikiranku selalu berisi tentang dia. Dan aku inginkan ada waktu itu, waktu untuk bersama-sama dengannya Jika memang Tuhan menghendaki, biarlah yang aku rasakan ini juga dirasakan olehnya :’)

Selasa, 01 Desember 2015

Wajar BAPER!

Aku yang selalu mengharapkanmu sepenuhnya, tapi kamu? Apa ?
Kamu hanya menghubungiku seperlunya.

Kenapa kamu tidak seperti mereka yang mampu meyempatkan sedikit waktunya untuk bisa menyapa dan sedikit memberi perhatian. Ya, aku tahu kamu juga pasti tak suka jika dibanding-bandingkan. Karena itulah, aku masih selalu mengharapmu, karena kamu bukan mereka, tak seperti mereka, kamu adalah dirimu, hal itulah yang membuatku jatuh hati, jatuh hati karena apa adanya dirimu. Tapi apakah aku termasuk dalam kategori orang bodoh karena telah menjatuhkan hati untuk seseorang yang sama sekali jarang untuk sekedar memberi sapaan ?

Sesibuk itukah kamu? Hingga tak sempat dimalam hari mengucapkan kata pengantar tidur untukku?
Setergesa-gesa itukah kamu? Hingga tak sempat dipagi hari menyapaku untuk menyambut hari baru?
Semasa bodoh itukah kamu terhadapku? Hingga tak berniat membalas lagi pesan singkatku yang padahal aku balas dalam waktu kurang dari 1 menit?
Secepat itukah kamu meninggalkan obrolan yang padahal sudah lama aku tunggu-tunggu?

Lama sekali aku menunggumu, tapi kamu malah hadir hanya untuk sekedar, dan bukan seterusnya dan tidak untuk selamanya.

Kadang aku iri, kenapa bukan kamu yang bisa menyapa dan memberi perhatian itu? Kenapa malah orang lain? Ya, sekali lagi aku tahu, kamu bukan mereka! Dan aku sukanya kamu bukan mereka!

Tapi……
Sampai kapan?
Sampai kapan aku akan mampu bertahan dalam keadaan yang seperti ini?
Mungkin aku memang orang yang terlalu kebawa perasaan! Dan itu wajar!
Wajar jika aku terlalu menggunakan perasaan dalam menyikapi sesuatu. Aku terlalu mengharapmu, sementara kamu tak pernah mau tahu itu. Kamu malah berkata mengenai hal lain terhadapku. Tolong, jangan berkata apapun itu yang belum benar-benar kamu ketahui. Jika ada pepatah mengatakan bahwa ucapan adalah doa, apa kamu tak takut jika yang kamu katakan menjadi benar adanya?

Semua itu bisa saja terjadi, aku juga bisa lelah, lelah mengharapmu.
Dan kamu bisa saja kalah, kalah dengan mereka yang memperlihatkan kesungguhannya secara nyata. Tapi aku tak inginkan semua itu terjadi, aku tak boleh lelah mengharapmu dan kamu tak boleh kalah! Kamu tak perlu berusaha untuk menyaingi mereka, biar kamu tetap menjadi dirimu yang kusuka. Biar aku saja yang berusaha, sebisa mungkin aku coba menyelinap perlahan dan mulai mencuri hatimu.  Tak peduli seberapa lama aku akan mampu mendapatkan hatimu itu, tapi selama aku mampu aku akan terus berusaha dan berdoa.

Mungkin masih ada diluaran sana suatu bentuk perhatian dari orang lain yang tepusat untukku (MUNGKIN) . Dan bisa saja ada satu bentuk perhatian yang memang benar-benar menyentuh hatiku. Siapa itu? Aku tak tahu, tapi aku berharap selalu kamu :’)

Seandainya aku bisa bebas menuliskan identitas disini, aku sangat ingin menuliskan namamu, tapi aku lebih menyukai hal yang bersifat privasi, dan biarkan orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya. Mungkin jika kamu hadir dalam tulisanku saat ini, kamu tak perlu lagi bertanya untuk siapa. Sudah jelas, ini untukmu.

Rabu, 14 Oktober 2015

“Begitu Samar Mencintaimu!”

Semua sudah tak seperti dulu. Ya, karena perubahan itu selalu ada. Apa perubahan itu bisa terjadi pada perasaan? Ya, tentu! Ketakutan terbesarku adalah hilangnya perasaanmu terhadapku. Atau mungkin memang kamu sudah tak menaruh perasaan itu untukku lagi ? Aku tak pernah tahu jawabannya! Semua tentangmu, aku tak pernah tahu. Apa kamu sudah tak peduli lagi terhadapku? Apa tak pernah sepintas saja kamu mengingatku? Apa kenyataannya bahwa kamu tak pernah benar-benar mengharapku? Lalu apa maksudmu dulu? Mungkin aku memang tak satu-satunya yang kamu ingini. Diantara banyaknya wanita yang pernah memasuki ingatanmu, aku hanyalah deretan terakhir diantara wanita-wanita itu.
Kamu tak mengingatku! Sama sekali! Kamu sudah benar-benar menyimpanku dalam ruang masa lalumu. Kamu menganggapku ini sebagai siapa ?
Memang sampai sejauh ini, aku dan kamu sama-sama belum sempat saling memiliki. Aku tak tahu kenapa, padahal sempat saling ada pengungkapan diantara kita. Sebenarnya aku tak memberi penolakan, aku hanya memberi penundaan. Kini aku sadar, bahwa ternyata penundaan itulah yang merupakan kebodohan dan kebohongan terbesarku.
Banyak hal yang memang tak aku mengerti soal perasaan. Kenapa bisa perasaanku terhadapmu ini lain dari pada yang lain? Apa memang Tuhan yang menghendaki agar aku memiliki takaran perasaan yang lebih untukmu? Lalu jika memang itu kehendak Tuhan, mengapa hanya aku saja yang menyimpan rasa untukmu? Mengapa Tuhan tak menghendaki rasa itu berbalas? Maaf Tuhan, hari ini aku mengeluh :(
Apapun itu yang aku alami dalam hidup ini, aku percayakan sepenuhnya pada Tuhan. Mungkin memang Tuhan membiarkanku berlama-lama mengingatmu, memikirkanmu, merindukanmu dan bahkan mengharapmu sampai aku lelah, sampai akhirnya Tuhan memberi jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaanku terhadapmu selama ini.
Aku memang selalu kamu abaikan. Tapi asal kamu tahu, aku selalu ingin berbagi cerita denganmu. Entah kapan hal itu bisa terjadi. Bahkan pada saat aku usai menuliskan ini, aku berani jamin bahwa kamu tidak akan pernah tahu dengan apa yang aku curahkan saat ini.
Setiap hari kamu selalu terlintas dalam ingatanku! Terserah orang lain mau menganggap hal ini berlebihan atau terkesan dibuat-buat, aku tak peduli! Mengingatmu bukanlah pilihan, itu terjadi begitu saja! Jika itu pilihan sudah pasti aku memilih untuk tak mengingatmu. Lalu aku bisa apa? Aku tahu apa soal cinta? Karena kenyataannya seperti ini, selalu saja kumengingatmu, dan entah sampai kapan. Jika untuk selamanya, mungkin akan kuanggap sebagai cinta sejati, dan jika sementara, aku juga tetap akan menganggapnya sebagai cinta sejati, kenapa? Karena sampai kapanpun kamu tetap akan aku ingat, ini tak sementara!
Kamu telah ada di dunia ini, kamu telah turut hadir dalam kehidupanku, kamu telah lebih dulu memasuki ingatanku, bagaimana bisa dengan mudahnya aku melupakanmu begitu saja?
Kamu…. :’)
Siapa kamu ?
Siapakah kamu sebenarnya, hingga membuatku tampak bodoh dengan semua anganku?
Siapakah kamu sebenarnya, hingga membuatku rela terjatuh dari hati yang hanya satu-satunya ini?
Apa memang aku sudah benar-benar menjatuhkan hati untukmu?
Sesamar itukah cinta?
Sungguh, BEGITU SAMAR MENCINTAIMU!

Senin, 21 September 2015

Asal tau aja ya…





Hai, buat para pembaca setia (yang mungkin juga kepaksa baca, hanya karena penasaran) .
Sudah mengenaliku belum ? Jika sudah, terimakasih sudah mau kenal. Bagi yang belum, kenalan aja yuk, hehe.

Namaku, ah kalian pasti tahu kan kalau hanya sekedar nama, di blog ini juga tertulis namaku kok, atau kalian tahu blog aku dari mana ? Dari postingan Facebook/Twitter/Google+ ya ? Nah berarti udah tahu namaku kan ? Hehe, yaudah lah ya klo udah mah udah aja :D

Oh iya, ada yang mau kalian tanyain gak ?
Atau apa ada yang pernah mikir gini :

1.      Ngapain sih nulis-nulis di blog segala, diposting di sosial media lagi ?
2.      Si penulis “so banget sih”  So oke, so tulisannya bagus, so pamer!
3.      Situ siapa ? entertain juga bukan ! mau tenar ya ? haha
4.      Galau mulu tulisannya, gak kreatif!
5.      Si penulis kata-katanya lebay banget deh! Illfeel gue!
6.      Ah, tulisan kayak gitu mah apa sih, palingan juga ada yang copas!

Ayoo, jujur aja, pernah terlintas pemikiran-pemikiran di atas gak ?
Haha, klo iya juga gak apa-apa kok, aku malahan makasih banget buat kalian semua yang udah mikir seperti itu. Karena kalian pasti gak bakal ngomong gitu klo kalian gak baca tulisan aku, hihi. Jadi intinya, makasih loh udah mau baca.

Oh iya apa ada yang illfeel pas baca tulisan-tulisannya aku ? Hihi, maaf ya udah bikin illfeel, makanya gak usah dibaca! Katanya illfeel, tapi begitu ada yang aku posting, eh dibaca lagi :D

Kenapa kebanyakan ceritanya galau ? Gak kreatif ! (ada yang mikir gini gak? Haha)
Emang kalau galau kenapa ? masalah buat anda !
Hello, galau boleh, tapi jangan berhenti disitu aja. Dari galau juga bisa dikembangkan kok. Bukitinya sampai aku tuangkan kegalauan itu lewat tulisan yang aku posting, galau bisa dijadiin cerpen, puisi dan masih banyak lagi macam karya lainnya. Jadi coba pikir ulang deh, apa sih yang dimaksud dengan “gak kreatif” itu ?

Iya, aku memang bukan entertain kok,siapa yang bilaaaang ? haha, aku ya aku. Aku hidup bukan untuk mencari sebanyak-banyaknya orang yang bakalan “PRO” sama aku kok. Kita punya hidup masing-masing, punya kebiasaan masing-masing. Jadi ya tiap orang beda. Kalian punya hobi kan ? Nah, ya inilah hobiku, “MENULIS”  Aku gak nuntut kalian untuk punya hobi sama denganku.  Jalani apa yang kalian suka aja (Klo sukanya stalking blog aku dan cari-cari kekurangannya sih, ya monggo. Haha)

Hello, aku nulis karena emang aku suka, aku hobi ! ngapain juga pake copas punya orang lain!
Semua punya kreativitasnya masing-masing. Klo aku copas, atau kalau aku kutip sebagian kata-kata dari orang lain, udah pasti aku cantumin sumbernya. Karena apa ? Karena itu hasil karya orang lain yang patut diapresiasi, jadi tolong buat yang juga suka kutip kata-kata orang lain, cantumkan sumbernya!

Oh iya terakhir nih, buat yang penasaran kenapa harus sampe di posting di sosial media ? Numpang tenar ?
Ah, ngapain sih pengen tenar. Aku ini tipe orang tertutup, banyak sungkan, klo harus tenar kayaknya banyak gugup deh, hihi. Aku kan udah jelasin diawal, aku emang hobi sama nulis, dan tulisan itu ada untuk apa ? untuk dibaca kan ? ya, maka dari itu aku postinglah, barangkali ada yang mau bersedia membacanya, atau ada juga yang meiliki kegemaran dalam membaca. Dengan senang hati, aku bagikan tulisan itu untuk dibaca.

Udah ya, inilah aku :))
Gak nuntut kalian suka sama apa yang udah aku posting.
Mau kalian gak suka sama postingan-postinganku, itu hak kalian.

Ada satu kutipan nih, untuk menutup tulisanku hari ini :
 “Setiap orang punya hak untuk ngomongin saya sesuka mereka, dan
Saya juga punya hak untuk tidak mendengarkan mereka”  - Agnez Mo-